Kayaknya gue harus lebih hati-hati untuk membahas perbedaan antara Hot Rods dan Street Rods supaya nggak salah kaprah walaupun kedua terms tersebut merupakan sesuatu yang sering dipermasalahkan di kalangan pecinta mobil tua khususnya American Muscle car enthusiast. Tapi sejauh ini yang gue tahu adalah Hot Rods lebih fokus kepada engine performance bahkan menomorduakan estetika (walaupun kelihatannya tetap bagus di mata gue) sedangkan Street Rods lebih ke arah comfort modern passenger car yang menomorsatukan estetika dengan pengerjaan yang sangat detail.
So back in the days when our first met in Jogjakarta last year, i was thinking this car are considered as a Street Rod with its ultra fine paint job on it.
Pada saat itu gue masih belum tau siapa owner dari Impala ini walaupun tertulis “Godwheels” di bagian belakang mobil, I thought that was a name from a gang or some sort. Namun di kesempatan kedua pada sebuah event yang digelar di kota yang sama, akhirnya gue mendapat titik terang kalau ternyata Godwheels itu merupakan nama dari sebuah toko velg ternama di Jogjakarta dan mobil ini merupakan salah satu mainan dari pemilik toko tersebut yang dikenal sebagai Abah Topan.
“Saya pribadi memang suka sedan besar. Dan mempunyai Impala ini sudah jadi impian saya sejak lama,” buka Abah Topan mengawali sesi interview.
Ada cerita menarik yang diutarakan Abah Topan pada saat hendak mendapatkan mobil ini. “Waktu itu saya mendapat informasi kalau ada satu unit Impala yang dijual. Berhubung saya sudah lama mendambakan mobil ini, langsung saya telpon si pemilik dan melakukan penawaran sesuai dana yang tersedia. Tapi sayangnya si pemilik belum bisa melepas mobilnya dengan tawaran saya itu.”
“Berhubung saya sangat kepikiran dan takut mobilnya sudah laku, 3 hari kemudian saya kontak lagi dengan menaikkan penawaran. Bagai petir di siang bolong, saya kaget ketika mendengar Impala rakitan 1962 ini sudah laku ke orang lain!” kenang Abah Topan.
Lantas dirinya tidak tinggal diam, Abah Topan menanyakan siapa pembeli mobil ini kepada si pemilik dan turut menanyakan berapa jumlah uang yang diterima sehingga akhirnya terjual. Berhubung Abah Topan sudah mengetahui kalau status mobilnya belum dilunasi, maka dia memberanikan diri untuk memotong dealing jual-beli tersebut dengan menawarkan hard cash hari itu juga kepada si pemilik.
Berhubung si pemilik mungkin memang sedang membutuhkan dana cepat, keadaan kali ini menjadi berbalik. Dengan dijanjikan 1 bulan pelunasan oleh orang yang sudah melakukan down-payment lebih dulu, maka si pemilik pada akhirnya memenangkan jual-beli kepada Abah Topan.
Dengan senang hati Abah Topan pun memboyong pulang sedan besar ini dan langsung membuat rencana untuk melakukan personalisasi terhadap Impala ini. So much win, indeed!
Enam bulan lamanya Abah Topan akhirnya memutuskan untuk memulai proses peremajaan pada bagian engine dan under carriage.
“Saya tetap mempertahankan mesin Chevy Impala 235ci yang merupakan bawaan mobil ini. Hanya ada beberapa yang sudah di upgrade antara lain kruk as keluaran Summit dan juga kabel busi keluaran Mooneyes,” terang Abah Topan.
Untuk mempermanis penampilan mesin enam silinder ini Abah Topan turut mengecat blok mesin dengan warna Candy Gold. Sedangkan bagian detail lainnya dipercantik dengan custom chrome head cover dan juga custom engine cover with alumunium stripe plate.
Setelah selesai urusan mesin, Abah Topan turut melakukan peremajaan pada bagian kaki-kaki. Selain itu, velg juga diganti dengan Chrome Smoothie Wheels keluaran Cragar dengan ukuran 15″x7″ offset -5 pada bagian depan dan 15″x8″ offset -8 pada bagian belakang.
Keempat buah velg tersebut dipasangkan dengan satu set ban white wall berukuran 215/70/15 keluaran Toyo Tires.
Kelihatannya brand Mooneyes menjadi salah satu accessories yang paling banyak menempel pada bagian mobil ini. Mulai dari license plate frame dan valve caps di keempat velg,
Sampai detail-detail lain di bagian interior mulai dari steering wheel and its bosskit,
pedal set,
floor mat,
hingga door lock pin semua menggunakan merek Mooneyes.
Namun tidak dengan shift knob, Abah Topan lebih memilih untuk menggunakan shift knob keluaran American Shifter.
Sejalan dengan tema Street Rods, sektor entertaintment di dalam mobil juga diperhatikan oleh Abah Topan. He decided to put some decent In-Car-Entertaintment instead of a hydraulics system inside the trunk.
Berbicara mengenai tampilan luar, gue malah sama sekali belum membawa kalian untuk melihat lebih jelas pada detail-detail yang ada pada bagian luar.
“Setelah melihat-lihat berbagai inspirasi dari situs-situs di luar negri dan juga social media, akhirnya saya putuskan untuk menggunakan warna candy brown dan disertai candy gold metal flake yang dipermanis dengan traditional pinstripe,” jelas Abah Topan.
Pemilihan warna ini dipilih semerta-merta karena belum ada yang mengaplikasikan corak seperti itu di sini.
Selain pinstripping dan gold metal flake effect, Abah Topan turut mengganti stop lamp dengan menggunakan Cadillac ’59 sebagai penambah detail pada mobil.
Sedangkan lampu depan juga diganti dengan menggunakan diamond cut agak terlihat lebih fresh.
Comments