It’s more than just his first crush, this car is more like his brother who always love him and teach him to be better and mature.
Kurang lebih seperti itu gambaran paling cocok tentang hubungan antara Rudyn Elisar dengan E34 yang sudah berada di lingkungan keluarganya sejak tahun 1993 ini.
“Mobil ini dibeli dalam keadaan baru oleh Ayah saya pada tahun 1993. Pada saat itu saya yang masih duduk di bangku kelas 3 SMP sering diizinkan oleh Ayah untuk latihan menyetir dengan menggunakan mobil ini,” kenang Rudyn sembari membuka kisah lamanya saat sesi interview.
Setelah menyelesaikan pendidikan di bangku SMA pada tahun 1996, Rudyn memutuskan untuk melanjutkan kuliah di luar negeri. Pada saat itu juga dia harus berpisah dengan mobil kesayangannya ini untuk sementara.
Rudyn sadar bahwa kepergiannya tersebut akan berdampak buruk terhadap kondisi mobilnya karena ia tahu tidak ada orang yang bisa menggantikan dirinya untuk mengurus E34 ini. Oleh karena itu ia memutuskan untuk meminjamkan mobil ini kepada saudaranya dengan tujuan agar ada seseorang yang bisa merawat E34 ini selagi ia menuntaskan perkuliahannya.
Long story short, akhirnya Rudyn kembali ke tanah air pada tahun 2007. Hal pertama yang ia ingin jumpai di tanah air selain keluarganya adalah mobil kesayangannya.
“Waktu itu saudara saya sempat tidak ada kabarnya entah kemana hingga akhirnya setahun kemudian saya berhasil menarik kembali mobil ini yang (sedihnya) sudah dalam keadaan yang sangat tidak terawat,” tukas Rudyn.
Eversince, Rudyn langsung memutuskan untuk merestorasi mobil ini agar kembali seperti dahulu kala saat masih baru. Langkah pertama yang dilakukan oleh Rudyn adalah memperbaiki mesin bawaan yang sudah rusak. Namun karena performa mesin bawaan 520i (M50B20) dirasa kurang bertenaga akhirnya Rudyn turut melakukan performance upgrade dengan mesin M52B28 yang lebih bertenaga.
I guess this is just the engine cover from S50 engine.
Setelah usai urusan refreshment pada mesin, Rudyn merasa cat milik E34 ini juga perlu diremajakan. Oleh karena itu dia memutuskan untuk sekalian merestorasi bagian eksterior agar kembali segar seperti saat pertama kali mobil ini tiba di garasinya pada tahun 1993. Graphite Metallic keluaran BMW menjadi warna yang ia pilih untuk E34 kesayangannya ini.
Lagi-lagi layaknya mesin, bentuk bodi E34 yang sudah segar ternyata masih kurang enak dipandang menurut Rudyn. Alhasil setelah mencari referensi yang tepat akhirnya Rudyn mengaplikasikan body kit keluaran Zender untuk menggantikan side skirt serta bumper depan dan belakang bawaan E34 ini.
Apabila dilihat secara langsung, kualitas pekerjaannya bisa dibilang sangat detail.
Seluruh sudut, tidak ada yang bisa dicela, semuanya sempurna.
Terpintas pula di benak Rudyn untuk memasang OEM sunroof milik E34 pada saat merestorasi bodi.
Sebetulnya mobil ini bergaya single tuner sebab Rudyn juga turut mengganti velg dengan keluaran Zender dengan tipe Star berukuran 17×9.25 untuk bagian depan dan 17×11.5 untuk bagian belakang. Namun karena ukurannya terlalu aggresive, Rudyn hanya menggunakan velg tersebut kalau sedang ada acara besar seperti Bimmerfest atau car show/car meet yang sedang ia datangi saja. Sedangkan untuk daily ia mengaku lebih nyaman dengan velg style 20 aka turbine wheels yang merupakan velg standar milik E34 M5.
Lucunya, Rudyn juga turut mengecat bilah bagian dalam dop turbine ini dengan warna merah. Somehow dapat memberikan aksen yang bagus terhadap mobil yang berwarna serba gelap ini.
Terakhir, interior juga menjadi pusat perhatian Rudyn. Pertama, interior BMW ini sudah diganti dengan bawaan E34 individual yang dilengkapi dengan kulkas di bagian belakang. Setelah itu jok berbahan fabric bawaan BMW tersebut juga diganti dengan kulit keluaran Wollsdorf dengan tipe Nappa “Hot Spur”.
Banyak detail yang turut diganti juga oleh Rudyn pada bagian interior mulai dari steering wheel keluaran Zender,
M5 cluster,
On Board Computer,
ZHP 5 speed weighted shift knob untuk menggerakkan short shift kit bawaan BMW E60 545i.
dan juga Zender custom carpets.
Ternyata banyak juga orang yang mengapresiasi tinggi mobil ini setelah seluruh proses personalisasi Rudyin telah selesai. Nyatanya, ada beberapa orang yang berusaha untuk menawar mobil Rudyn namun selalu ia tolak secara halus. Rudyn mengaku bahwa ia tidak semena-mena hanya ingin melakukan personalisasi terhadap sebuah mobil. Karena menurutnya mobil ini juga telah mengajarkan banyak hal dalam kehidupannya. Apalagi mobil tersebut sudah berada dalam keluarganya selama 24 tahun, sepertinya sangat berat bagi dirinya untuk berpisah begitu saja. Oleh karena itu sampai kapanpun Rudyn berjanji untuk tidak melepas mobil ini ke tangan siapapun.
“Kalau istilah bahasa Inggrisnya “Over my dead body” hehehe..” canda Rudyn sembari mengakhiri sesi interview.
Ngomong-ngomong, Rudyn malah mengaku masih ingin meminang sebuah E34 lagi. Kalau ada yang ingin menjual M5 E34, mungkin kamu bisa hubungi Rudyn sekarang 😉
BONUS IMAGES
Comments