Close X The Drift Heaven Ebisu Part 1

The Drift Heaven // Ebisu Circuit, Japan Part.1

So, I’ve been waiting so long for this moment!

Ebisu Drift Circuit merupakan salah satu the most wanted place to visit yang ada di dalam list pribadi gue. Pada dasarnya, Ebisu merupakan prioritas utama tujuan gue dan teman-teman yang berangkat ke Jepang pada kesempatan kali ini. Oleh karena itu, gue, Fenno dan Nanda dari Jakarta sudah membawa our own safety equipment yang biasa kita gunakan dalam kompetisi drift di Indonesia. Sedangkan Stuart, dirinya tidak membawa peralatan tersebut dan hanya ingin menonton bagaimana keseruan di Ebisu berlangsung.

Gue sempat bertanya mengenai mobil yang bisa kita gunakan ke Amandio, drifter Indonesia pertama yang sudah mengukir prestasi di kompetisi drift D1GP Japan jauh hari sebelum keberangkatan gue ke Jepang. “Sebenernya lu bisa sewa mobil di sana Dean, via temen gue Robbie Nishida. Tapi kayaknya jadwal lu bentrok deh sama Formula Drift seri keenam di Texas, USA. Coba lo contact dia sendiri deh,” ungkap Dio. Pada saat itu gue pun langsung mengontak Robbie via LINE dan ternyata benar saja! Dirinya tidak bisa mengakomodir penyewaan mobil pada saat keberangkatan gue ke Ebisu kali ini. Namun pada saat itu dia menunjuk Power Vehicles selaku perusahaan yang sudah biasa mengakomodir kebutuhan para drifter di Ebisu. Sayangnya, perusahaan ini tidak lagi menyewakan mobil-mobil mereka yang sudah siap untuk drift kepada para drifter akibat para penyewa yang pada akhirnya secara tidak sengaja menabrakkan mobil-mobil mereka hingga hancur dan tidak bisa digunakan lagi.

Lantas bagimana? Yes, kali ini mereka tetap menyediakan beragam macam mobil, namun kalian harus membelinya terlebih dahulu sebelum dapat menggunakannya di sirkuit tersebut. F*ck!


The actual JZX90 we used in Japan. Photo courtesy: Power Vehicles Japan

Saat masih di Jakarta, Nanda sudah melihat terlebih dahulu list mobil yang dijual di Power Vehicles melalui fan page mereka di Facebook. Dari beragam stock mobil yang mereka punya, hanya JXZ90 ini lah yang paling murah dijual dengan harga sekitar IDR 75.000.000,-  Oleh karena itu, sebelum terjual ke orang lain, dirinya langsung menyatakan akan membeli mobil tersebut dengan mengirimkan email ke pihak Power Vehicles dan memberikan details mengenai keberangkatan kita ke Jepang. Bagaimana dengan stock mobil yang lainnya? Dengan harga yang terlampau mahal, gue mengurungkan niat untuk turut membeli mobil, karena gue-pun nggak akan sesering itu juga bolak-balik ke Jepang untuk menggunakannya. So, Nanda pun mengijinkan gue dan Fenno untuk menggunakan mobil ini dengan syarat selama kita latihan di sana seluruh ban dan bensin atas tanggungan gue dan Fenno. So without any doubt I decided to take this deal!


Ebisu Circuit. Photo courtesy: Power Vehicles Japan

Bagi kalian yang masih belum tahu apakah itu Ebisu, gue mau sedikit menjelaskan terlebih dahulu. Ebisu Circuit merupakan sirkuit yang terletak komplek Sawamatsukura yang berada di kota Nihonmatsu, Fukushima, Jepang. Sirkuit yang didesain oleh Nobushige Kumakubo, salah seorang D1GP drifter ini sering dijadikan tempat untuk latihan drift oleh para drifter dari seluruh dunia yang datang ke Jepang baik dalam waktu biasa seperti kedatangan kita kali ini maupun dalam rangka mengikuti festival drift (drift matsuri) yang diadakan dua kali dalam setahun.


Photo courtesy: Ebisu-Circuit.com

Di dalam komplek tersebut terdapat tujuh macam track layout yang dapat kalian coba, antara lain: Nishi (West Course), Kita (North Course), Higashi (East Course), Minami (South Course), School Course,  Touge (mountain pass) dan ‘KuruKuru Land’ yang merupakan skidpans. So, I think its clear enough for you to understand why we do really really want to play in there.

On the D-day, plan awal yang sudah kita buat adalah stay di Nihonmatsu selama 3 hari. Tujuannya supaya dapat merasakan sirkuit secara puas selama tiga hari tersebut. Namun, berhubung ada perhitungan waktu yang sedikit keliru menjadikan waktu kedatangan kita di Nihonmatsu terlampau sore. Pukul 15:00 waktu setempat kita akhirnya menginjakkan kaki di Nihonmatsu Station dan langsung menuju Urban Hotel, tempat dimana kita akan bermalam yang terletak hanya 100 meter dari stasiun tersebut.

Berhubung hari sudah sore dan sudah tidak memungkinkan untuk latihan di sirkuit, maka di hari pertama ini kita hanya bisa menyempatkan diri untuk datang melihat kondisi mobil dan sedikit diberi “tour” keliling komplek Ebisu oleh pihak Power Vehicles.

The next morning, kita memulai hari dengan sarapan di hotel dengan menu yang sangat tidak mengenyangkan (at least,buat gue begitu).

Setelah menyelesaikan sarapan, kitapun melanjutkan perjalanan ke area Ebisu Circuit dengan menggunakan taksi. Untungnya, banyak taksi yang standby di dekat stasiun, sehingga kita tidak kesusahan untuk mencari taksi yang lewat.

Yes, you still can find a vending machine in the middle of rice field. Only in Japan!

Tidak lama kemudian kitapun sampai di pintu masuk Ebisu Circuit.

Pada pintu masuk ini tertera beberapa course package yang dapat kalian ambil. Pada papan informasi tersebut, yang teratas adalah Kurukuru land dengan harga ¥2,000. Pada course ini kalian hanya mendapatkan track dengan bentuk yang mirip dengan skidpad, cocok bagi kalian yang ini belajar drifting dari nol. Jadi, resiko untuk merusak mobil sangat kecil. Dengan bentuk course yang kosong karena tidak ada layout apapun di area ini, you can make your own track layout, just like a plain sheet. Pilihan ke-dua adalah empat macam course (north, school, touge dan kuru-kuru) dengan harga ¥5,500 untuk driver pria dan ¥3,500 untuk driver wanita. Mungkin perbedaan harga ini didapat dari perkiraan mereka dimana wanita lebih takut dalam belajar drifting ketimbang pria. Tapi kenyataannya, wanita-wanita Jepang yang gue lihat melalui youtube juga banyak yang tidak bisa dianggap sebelah mata dalam mengemudikan mobilnya di sirkuit. Ok, so, the last one wascourse package. Pada paket ini sama dengan yang sebelumnya, namun dengan tambahan satu special course yang digunakan untuk ajang kompetisi D1GP yaitu south course atau yang lebih dikenal dengan sebutan “Minami”. Biaya yang harus dikeluarkan pada paket ini sedikit lebih mahal, yaitu ¥9,000 untuk pria dan ¥6,000 untuk wanita. Berhubung ini merupakan kali pertama kita datang ke sirkuit ini, maka dengan pengalaman yang masih nol tersebut kita bertiga sepakat untuk  mengambil paket yang berisi 4 macam course.

Setelah melakukan pembayaran, kalian akan diberi tanda pengenal pada mobil berupa entry pass yang wajib ditempel pada mobil yang akan digunakan pada hari itu.

Jika sudah menempelkan entry pass pada mobil yang akan digunakan, kita langsung diperbolehkan untuk masuk ke dalam sirkuit mana saja sesuai dengan paket yang telah kita bayar.

Our first stop was school course! Menurut sudut pandang gue sendiri, track layout dari school course ini terkesan sederhana. Walaupun pada kenyataannya gue pun lumayan tertantang dengan track dengan typical fast switching ini.

Sembari Nanda selaku orang diurutan pertama yang akan mencicipi JZX90 nya ke dalam track, gue mengamati local drifter yang sedang all out latihan dengan mobilnya masing-masing.

Pada hari itu, ternyata bukan hanya gue yang merasakan hal tersebut. Nanda pun cenderung menganggap remeh track ini. Tanpa melakukan pengenalan track, dirinya langsung membawa sedan berwarna putih ini bermanuver all out.

Tentunya pada hari itu Nanda juga sangat ambisi dengan wall tap. Jadi, dari sekian banyak run yang ia lakukan cenderung semakin mendekat ke tembok.

Thats pretty fun tho, until this shit happened. Nanda secara tidak sengaja menjebloskan roda depan kiri JZX90 ini ke dalam gutter yang cukup dalam di school course ini.

Akibat kejadian tersebut, velg yang berada di depan kiripun mengalami keretakan hingga menyebabkan kebocoran yang parah dan tidak bisa digunakan kembali. Sementara Nanda dan Fenno sedang kembali ke kantor Power Vehicles untuk membeli velg baru. Gue dan Stu menghabiskan waktu makan siang kita di school course.

Sembari membuka bekal yang kita beli di dekat hotel, gue pun mengamati satu per satu local drifter yang sedang melatih skill mereka di school course ini. Ada beberapa mobil yang cukup merepresentasikan bahwa semua mobil dapat mencicipi track ini.

Mulai dari AE86 yang terkenal dengan tenaganya yang pas-pasan.

Driver Levin ini yang tidak ada lelahnya melakukan perobaan berkali-kali hingga merasa berhasil.

Lalu ada Akihito Endo, pemilik S14 ini yang sedang melakukan riset terhadap suspensi mobilnya.

Walaupun hanya datang seorang diri, dirinya tidak merasa kesulitan untuk mengganti per mobilnya demi mengejar spring rate yang ia inginkan. Hal-hal seperti ini yang bisa gue jadikan pelajaran berharga selama di Ebisu. Seluruh pekerjaan mulai dari yang berat seperti setup suspensi dan wheel alignment hingga yang ringan seperti mengganti ban jika sudah habis harus dikerjakan sendiri.

Yang lebih mengagetkannya lagi, hal tersebut tidak hanya berlaku untuk male driverthis lady also taking care of everything by herself too. So huge respect to you Mam.

Kemudian juga sepasang suami-istri yang datang menggunakan tow truck ini dan membawa JZX100 untuk berlatih.

Hal yang paling melekat dalam benak gue saat melihat para drifter di sini adalah attitude yang respect satu sama lain dan tidak segan memberikan apresiasi terhadap sesamanya sepanjang masa latihan ini berlangsung. Harapan terbesar gue adalah, sikap seperti ini dapat ditiru oleh para drifter di tanah air. Karena gue cukup yakin, hal seperti ini akan membawa hal yang sangat positif bagi perkembangan olah raga drifting di Indonesia. Amin!

Tidak lama kemudian, Nanda dan Fenno pun kembali ke school course dengan 1 set velg baru.

Kali ini, giliran gue dan Fenno yang mencicipi school course ini hingga ban habis. 😀

Beruhubung lokasi mesin tire changer hanya ada di Power Vehicles HQ dan south course, jadi dengan sangat terpaksa, mobil harus kita jalankan kembali ke lokasi penggantian ban terdekat. Remember, you gotta do it by yourself.

Berhubung kita sudah cukup puas mencicipi school course, akhirnya setelah memasang ban baru kita berpindah tempat ke north course yang memiliki karakter semi-touge dengan beragam elevasi pada sirkuit kecil tersebut.

Entry passseatbelt dan helmet merupakan tiga perangkat wajib yang harus dimiliki jika kalian ingin mencicipi setiap course yang ada di kompek Ebisu ini. Walaupun menurut gue, kolaborasi antara kecepatan mobil dengan layout track yang tricky ini sangat berbahaya, namun mereka tidak mewajibkan penggunaan rollcage.

Di dalam track ini juga, kita bertiga menjadi cukup ambisius untuk bisa melakukan backward entry! LOL!

So, about the north course itself. Daripada gue panjang-panjang menulis ceritanya di sini, lebih baik kalian lihat on-board cam yang sempat kita gunakan di sana. Semoga kalian bisa merasakan bagaimana serunya track tersebut.


Vid courtesy: Dean Zen, Ananda Yusuf, & Stuart Collin.

Satu hal yang gue paling suka dari lokasi sirkuit ini adalah udara yang segar dari pegunungan. Bayangkan udara yang segar tersebut disertai dengan bau ban yang terbakar dan suara mesin yang bergema akibat pantulan dari tebing dan lembah yang ada disekitar sirkuit. These things was very dope!

Tidak terasa, setelah menghabiskan 6 buah ban, waktu sudah menunjukkan pukul 17:00 (local time), yang artinya seluruh track sudah harus steril dari para drifter yang sedang latihan.

Dengan demikian, kita pun berkemas dan kembali ke hotel untuk beristirahat agar keesokan harinya dapat bermain lebih gila lagi di sini.

Stay tuned for Ebisu part. 2!

Comments

Loading Facebook Comments ...
What people say about this (3)

3 thoughts on “The Drift Heaven // Ebisu Circuit, Japan Part.1

Join The Conversation

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Loading Disqus Comments ...