“Semua berawal saat gue melihat mobil ini dalam bentuk die cast untuk pertama kalinya beberapa tahun silam.”
Photo Courtesy:@zul_ness
“Sejak saat itu, gue langsung kepikiran, bagaimana caranya gue bisa punya mobil kayak gitu di sini (Bandung – Red.),” buka Zulfi a.k.a Zulness saat ngobrol sama gue di tengah-tengah sesi pemotretan.
Sebelum mulai hunting, Zulfi memutuskan untuk mencari tahu lebih spesifik mengenai informasi-informasi yang berkaitan dengan mobil produksi Honda berkode chassis TN7 ini. Setelah surfing dari berbagai source, Zulfi kemudian menemukan fakta unik tentang TN7, yaitu desain berkonfigurasi mid-engine layaknya Honda NSX. Walaupun hampir di seluruh sektor lainnya, TN7 ini berbeda dengan NSX, namun menurut Zulfi, konfigurasi tersebut menjadikan mobil ini berbeda dari mobil sejenisnya.
Saat mulai menjalani proses hunting, Zulfi sangat beruntung setelah secara tidak sengaja bertemu dengan sosok TN7 di daerah Banjaran, Bandung. Setelah ditelusuri lebih jauh, ternyata unit TN7 ini adalah mobil yang dulunya digunakan sebagai angkutan umum.
Meskipun bingung dengan langkah apa yang harus dilakukan demi bisa menebus mobil tersebut, Zulfi pun tak kehabisan akal. Mengandalkan temannya yang berprofesi sebagai pengajar di daerah tersebut, Zulfi pun meminta bantuan sang teman untuk memberhentikan salah satu angkutan kota yang masih beroperasi menggunakan Honda TN7 dan menanyakan apakah sang pemilik bersedia untuk menjualnya.
Beruntung bagi Zulfi, keinginannya pun disambut baik oleh pemilik dari salah satu mobil yang menjadi incarannya. “Jadi deh, gue beneran dapet mobil yang dulunya dipake jadi angkot,” kenang Zulfi.
Photo Courtesy:@zul_ness
So, back to 2009 when he started the restoration project.
“Berhubung basic-nya angkot, jadi gue sempat hampir putus asa akibat kondisinya yang cukup parah. Walaupun begitu, proses restorasi tetap gue lanjutkan dengan melakukan pengerokan cat untuk melihat bagian mana yang masih tertolong dan mana yang sudah hancur termakan usia,” beber pria ramah ini.
Zulfi sendiri mengakui bahwa pekerjaan body repair untuk mengembalikan seluruh sudut agar sesuai dengan bentuk aslinya adalah proses yang memakan waktu paling lama. “Banyak panel yang sudah nggak bisa ketolong lagi, jadi kita terpaksa buat dari baru. Berhubung gue lumayan perfeksionis dan pingin semua garis body kembali ke bentuk aslinya, jadi gue pun banyak meminta revisi di sana-sini. Inilah salah satu alasannya kenapa proses ini memakan waktu yang cukup lama,” ungkapnya lagi.
Walaupun saat masih digunakan sebagai angkutan kota, mobil ini menggunakan perangkat karoseri dari Honda untuk bagian belakangnya, namun Zulfi memutuskan untuk menggantinya menjadi model pick-up. Sementara itu, sambil melihat sosok mobilnya, pikiran gue sempat terlintas tentang hal yang lumayan kocak. Dengan postur tubuh gue yang ada di atas rata-rata ini, apa jadinya ya kalau gue duduk jadi penumpang di dalam TN7 saat masih menjadi angkot? LOL!
Setelah bentuk body sudah kembali seperti semula, proses restorasi pun berlanjut ke sektor mesin. Untuk pekerjaan ini, Zulfi mempercayakannya kepada mantan supir angkot yang menjalani profesinya bersama Honda TN7 di masa lalu. Keputusan ini diambil oleh Zulfi, dengan harapan bahwa orang yang dipercayakannya itu benar-benar paham tentang segala seluk-beluk dari mesin berkonfigurasi dua silinder SOHC air-cooled berkapasitas 350cc milik TN7.
Usai restorasi di sektor dapur pacu, Zulfi kemudian mengalihkan perhatiannya kepada bagian-bagian yang lebih detail. “
“Untungnya gue kenal dengan sebuah toko spare part di Bandung yang jaman dulunya merupakan supplier spesialis spare part untuk Kei-Car era 70-an. Di toko itu, gue bisa dapet beragam barang dalam kondisi New Old Stock, mulai dari accessories hingga manual book dan parts catalogue,” ungkap Zulfi.
Tapi, meskipun berbagai barang yang menjadi incaran dinyatakan tersedia di toko tersebut, namun ini bukan berarti Zulfi bisa dengan mudahnya menerima semua parts yang diperlukan. “Gue harus cari sendiri semua barang yang mau gue beli di dalam gudang milik toko tersebut, dan itu sama sekali bukan hal yang mudah dilakukan,” tukasnya seraya tertawa.
Anyways, di akhir sesi wawancara yang gue lakukan bersama Zulfi, pria humoris ini pun mengisahkan sebuah cerita yang cukup menyayat hati mengenai Honda TN7 kesayangannya ini.
“Dulu, mobil ini surat-suratnya lengkap, mulai dari BPKB, STNK, serta dokumen lainnya seperti faktur impor yang menunjukkan asal-usul proses kedatangannya di Tanjung Priok. Sayangnya, sekarang tinggal kenangan, karena semua dokumen tersebut tidak sengaja dibuang oleh ibu saya,” tuturnya dengan nada sedih. “Tapi ya, mau gimana lagi. Berhubung yang khilaf adalah nyokap gue, jadi ya nggak bisa menuntut apa-apa dan berusaha ikhlas atas kesalahan yang dilakukan beliau,” sambungnya seraya menutup sesi wawancara.
Nggak usah sedih, brother! Anggap aja kejadian itu adalah pertanda bahwa loe harus memelihara Honda TN7 ini hingga waktu yang tidak ditentukan. Setuju?
BONUS IMAGES
Comments