Mengingat gue memandang seorang Ridha Giwangkara sebagai sosok car enthusiast yang “tanah” banget, jadi gue cukup penasaran saat tahu bahwa pria dengan perawakan tidak terlalu tinggi ini memilih untuk memelihara sebuah BMW E46 Coupe yang kerap digunakannya sebagai weekend car disamping sejumlah Jeep miliknya.
Ok, the question is. Why BMW?
“Untuk menjawab pertanyaan ini, sebelumnya gue harus cerita. Jadi, waktu BMW E46 baru beredar di jalan, entah kenapa gue melihat mobil itu sebagai sosok mobil yang ganteng banget. Saat itu, gue sendiri masih duduk di bangku SD, jadi ya gue cuma bisa menghayal doang.
Nah, masih berhubungan dengan BMW, perkenalan pertama gue dengan brand ini terjadi di tahun 2008, dimana gue dihibahkan sebuah BMW E36 yang dibeli oleh kakek gue dari brand new dan sempat dipakai beraktivitas saat beliau masih aktif bekerja. Dari situ, jujur gue mulai menikmati sensasi berkendara dari sebuah BMW. Fast forward dua tahun kemudian, gue sempat beberapa kali ganti mobil, tapi selalu dengan brand BMW. Setelah E36, gue beralih ke E90. Tapi karena teman-teman main gue lagi suka mobil tua, jadi gue tertarik untuk coba melihara mobil tua. Saat itu, pilihan gue adalah BMW E28. Gue sempat dua kali ganti BMW E28, dari 520i ke 520iS. Sejak saat itu gue sadar, gue nggak cocok melihara mobil tua. Nggak sabar gue. Hahaha. Tapi yang pasti, gue justru semakin menikmati sensasi berkendara dari sebuah BMW,” ungkap Ridha.
“Setelah E28 dijual, gue pun mulai terpikir untuk menebus impian masa kecil gue untuk punya E46. Setelah hunting, gue justru bertemu dengan unit yang melebihi ekspektasi gue, yaitu tipe coupé! Padahal, waktu itu niatnya cuma cari yang sedan. Nggak pakai lama, mobil pun langsung gue tebus,” lanjutnya.
Nggak perlu waktu lama bagi Ridha untuk merubah tampilan BMW E46 Coupe berwarna hitam ini sebagai bentuk personalisasi agar memiliki karakter yang sesuai dengan keinginannya. Salah satu sektor yang pertama kali mengalami ubahan, as predicted, terjadi di sektor roda.
“Pertama kali ganti velg, gue pasang iForged Neo dengan diameter 20 inci, lalu kembali berganti lagi ke BBS CH diameter 19 inci, sebelum akhirnya diameternya gue kecilin lagi jadi 18 inci pakai velg modular buatan AC Schnitzer Type 2. Tapi lama-lama, gue nggak betah juga pakai velg begitu. Gue pengen lebih santai saat nyetir mobil ini. Saat itulah, gue kembali kepikiran untuk ganti velg lagi, tapi kali ini dengan konsep function over form,” beber Ridha.
“Selain itu, karena rumah gue di Bogor dan gue sering banget beraktivitas di Jakarta, perjalanan gue yang jauh itu sering menimbulkan bekas stone chips yang jelas banget terlihat di mobil gue yang berwarna hitam. Selain itu, sekali aja nyuci nggak benar, pasti swirl mark langsung jelas terlihat. Alasan ini juga yang akhirnya membuat gue berniat untuk sekalian merubah tampang mobil ini secara signifikan dengan melakukan repaint,” tambahnya lagi.
Untuk warna, Ridha menjatuhkan pilihan ke Laguna Seca Blue. Lalu, pertanyaan selanjutnya adalah, kenapa biru dan kenapa Laguna Seca?
Jawabannya cukup singkat. “Gue suka biru, dan sepertinya Laguna Seca paling cocok,” ujar Ridha.
Setelah mobil selesai menjalani proses repaint, Ridha pun segera hunting velg yang dapat memenuhi harapannya. Pilihan pun jatuh kepada SSR Type F dengan spesifikasi yang cukup agresif.
18×8.5 dengan ban Yokohama Advan Neova AD08R profil 225/40 di bagian depan.
Serta 18×9.5 dengan ban jenis sama berprofil 265/35 di bagian belakang. Untuk setup suspensi, Ridha mempercayakannya kepada produk KW Coilover tipe V1. Upgrade juga turut dilakukan lewat pengaplikasian strutbar dari BMW Performance.
“Dengan setup seperti ini, gue bisa lebih tenang saat berkendara. Nggak perlu lagi terlalu khawatir sama lubang di jalan, sama nggak perlu panik juga kalau ketemu polisi tidur yang besar,” tukasnya.
Bentuk personalisasi lainnya juga terjadi pada bagian lampu, seperti pengaplikasian headlamp milik E46 M3 yang sudah dilengkapi dengan sistem bi-xenon,
serta perangkat stoplamp yang juga diambil dari E46 M3 dengan sistem LED.
Last but not least, is this Supersprint exhaust.
Selain itu, untuk memperkuat karakter tampilan di sektor eksterior, Ridha juga melapis sejumlah komponen dengan material carbon fiber.
Dari emblem bagian depan,
front grille,
M-Tech side view mirror,
M-Tech rear diffuser,
hingga emblem belakang dan ducktail buatan AC Schnitzer.
“Salah satu alasan pengaplikasian aksen carbon fiber di sektor eksterior itu adalah biar match sama interior yang sejumlah bagiannya memang sudah dilapis carbon fiber oleh pemilik sebelumnya, Anyways, ngomong-ngomong tentang interior, bagian ini juga yang menjadi faktor utama kenapa waktu itu gue langsung jatuh hati sama mobil ini,” bilang Ridha.
No wonder sih kenapa Ridha jatuh cinta sama interiornya. Cause how come you not? The M3 every-thing surely looks so damn nice in dat Cinnamon leather.
Honestly, waktu Ridha ngasih tau gue tentang aplikasi carbon fiber di bagian interior, sementara warna interiornya adalah Cinnamon gini, gue merasa agak ragu tentang kombinasi itu.
But surprisingly, it looks nice!
Aplikasi ini juga menjalar di berbagai bagian di dashboard. Detail lain yang sangat menarik adalah benang pada jahitan yang terdiri dari 3 warna yang menjadi signature dari ///M, all the way from the shiftknob cover,
handbrake lever cover,
to the steering wheel grip.
And predictably, ///M badges everywhere.
From headrest,
door sill plate,
shift knob,
to steering wheel.
Personalisasi lainnya dilakukan oleh Ridha dengan mengganti pedal set bawaan mobil dengan produk dari AC Schnitzer. Dat carpet though..
Ridha juga mengaku bisa menikmati tiap perjalanan bersama sang E46 berkat perangkat sound system yang sudah menggunakan produk dari Harman/Kardon.
Classy, it is!
Sekarang, di sela-sela kesibukannya mengikuti beragam kejuaraan off-road, baik dalam skala 1:1 maupun 1:10, Ridha seringkali terlihat mengisi waktunya dengan berkendara bersama sang E46.
Gue harus mengakui, kalau pengalaman Ridha ini membuat gue sedikit emosional. Karena pada kenyataannya, nggak semua orang bisa punya kesempatan untuk merealisasikan imajinasi masa kecilnya.
Lucky you, brother! 🙂
One thought on “The Long Awaited Car // BMW 323Ci E46”